20 Desember 2013,
Cherrystone, washingtone
Daniel berjalan mengitari halaman sekolah.
Sebuah ingatan dari perasaannya muncul seolah memacu denyut jantungnya.
‘Kau harus belajar Daniel. Jangan
hanya duduk disitu’
‘Aku tidak mau, aku sudah
mempelajari semuanya. Aku ingin pergi, aku ingin keluar dari tempat ini’
‘Aku membencimu. Andai saja kau
tidak dilahirkan didunia ini. Lakukan apa yang ingin kau lakukan’
‘Daniel, didunia ini tidak ada
manusia yang hidup sendirian. Kelak kau akan menemukan orang yang akan mengisi
dan memberikan semangat untukmu. Dan kau tidak akan pernah membiarkan
dia pergi. Aku harap kau akan menemukan orang yang tepat suatu hari nanti’ kata-kata dari fikirannya bergerak sendiri,
hingga ia menghentikan langkah kakinya dan menoleh kearah jendela ruangan.
Desiran angin menerbangkan tirai-tirai berwarna kuning keemasan yang berpadu
dengan warna cerah matahari. Dia tersenyum ketika melihat sosok yang tengah lelap dalam tidur itu sambil menggunakan tangan untuk menyanggah
kepalanya. Angin menerbangkan seleser rambutnya. Daniel tersenyum melihat
pemandangan yang sudah tak asing baginya. Dia menggeser pelan rambut yang
menutup separuh wajah gadis itu.
‘Inikah maksud dari perkataanmu Burn? As I
meeting her’ fikirnya.
Dia sedikit terlonjak, ketika kepala gadis
itu bergerak. Sepertinya merasakan sentuhan Daniel, “Ah... Daniel, apa yang
sedang kau lakukan? Hhh... aku ketiduran” cercanya. Daniel
menopang dagu dan tersenyum manis kearah gadis itu.
“Aku sedang
mengingat kata-kata dari seseorang. Kurasa tuhan sudah mempertemukanku dengan
orang yang dimaksud. Ever, aku mencintaimu” ujar Daniel sambil tersenyum manis,
gadis itu terlihat terkejut dan memerah kemudian menutup separuh wajahnya
dengan punggung tangannya.
“Semenjak aku tahu
tentang perasaanku padamu, aku merasakan… banyak hal, aku ingin ini, aku ingin
itu--”.
“Jangan
dilanjutkan. Kau pasti berfikiran yang aneh-aneh” ucap Ever
“Tidak”
“Kenapa? Bukankah kau mengatakan kalau kau
menyukaiku?” kata Daniel terdengar memprotes, dia hampir naik keatas balkon
jendela dan hampir saja, wajah mereka -Daniel dan Ever- bersentuhan.
“Jangan terlalu
dekat” ujar Ever agak mundur sedikit kebelakang.
“Aku sudah tidak
lagi menyukaimu… aku akan memfokuskan diriku pada pelajaran. Aku tidak perduli
tentang cinta. Kau mengerti”
“Tidak bisa begitu,
hari-hari sebelumnya kau mengatakan bahwa kau menyukaiku. Kau mau
mempermainkanku?”
“Tidak. Perasaanku
sudah hilang padamu” ujar gadis itu spontan dan langsung berdiri, melanggeng
memunggungi Daniel. Angin berhembus, membuat tirai-tirai beterbangan bersamaan
dengan Ever yang menghilang dari balik pintu. Daniel diam dan hanya memandang
kaku.
‘Mengapa
kau diam? Tak bisakah kau pergi dari tempat ini? Aku tidak menginginkanmu. Kau
hanya pengganggu’
“““
AKU tidak begitu
mengerti dengan Daniel, kufikir dia mengatakan seperti itu karena hanya ingin
bersamaku-untuk bersamaku- bukan CINTA-dia tidak ingin kehilangan teman. Aku
berjalan melewati koridor kelas, kepalaku agak sedikit pusing kemudian berhenti
didepan loker, mengambil beberapa buku dan hendak menuju kelas kembali.
“Daniel” Avril
berjalan kearah Daniel yang tengah duduk mematung di-anakan tangga dekat taman
sekolah. “Kau sedang apa?” lanjut gadis itu, dan mengambil tempat duduk
disebelah Daniel.
“Ever, dia tidak
percaya padaku” ujarnya spontan dan diam kembali, bersamaan dengan hembusan
angin yang lewat. “Aku sudah mengatakan perasaanku padanya”
“Jangan seperti itu
Daniel. Kau tidak boleh menyerah, katakanlah sekali lagi dan tunjukkan pada
Ever bahwa kau benar-benar menyukainya” Avril berdiri, “Kau harus bisa Daniel,
aku pergi” lanjutnya hendak meninggalkan tempat itu.
“Avril. Mungkin kau
berfikir bahwa kebanyakan orang tidak melihatmu seolah kau tidak terlihat
didunia ini. Dan mungkin kau juga membenci dirimu sendiri, tapi kau harus
percaya padaku. Aku tidak membencimu”
“Terima kasih
Daniel. Dan aku tidak ingin membuat kesalahan, tapi jika aku melakukannya aku
bersedia menerima resikonya. Aku tidak akan merasa terpuruk atau bahkan
menyesal”
“Berusahalah”
Dibalik pintu kelas
yang tak jauh dari tempat mereka, seseorang tengah memperhatikan ‘Mengapa
aku harus bersembunyi dan mendengarkan. Apa yang aku lakukan?’
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon